Senin, 06 Mei 2013

makalah bab mandi


BAB I
PENDAHULUAN
1.          Latar Belakang
Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dengan ibadah sholat dan haji, misalnya : tanpa bersuci orang yang hadats tidak dapat menunaikan ibadah tersebut. Banyak orang mungkin tidak tahu bahwa sesungguhnya bersuci memiliki tata cara atau aturan yang harus dipenuhi. Kalau tidak dipenuhi, tidak akan sah bersucinya dan secara otomatis ibadah yang dikerjakan juga tidak sah. Terkadang ada problema ketika orang itu tidak menemukan air, maka islam mempermudahkan orang tersebut untuk melakukan tayamum sebagai ganti dari mandi, yang mana alat bersucinya dengan mengunakan debu.
Tetapi bagaimana jika ada orang yang tidak menemukan kedua alat bersuci? Lalu bagaimana orang tersebut bersuci? Tidak hanya orang yang tidak menemukan kedua alat bersuci, yang dalam istilah fiqihnya disebut dengan “ faaqiduth thohuuroini”. Dan bagaimana tata cara bersuci yang benar bagi orang sakit, misal kakinya diperban atau pasien rawat inap di rumah sakit yang biasanya tidak boleh terkena air?
Pertanyaan-pertanyaan diatas mungkin sering kita jumpai dikalangan masyarakat, dan bukan tidak mungkin kita pun akan mengalaminya. Tanpa adanya kajian khusus tentang hal-hal diatas bukan tidak mungkin kita sebagai mahasiswa sekolah tinggi agama islam berbasis pesantren tidak dapat menyelesaikan kasus-kasus tersebut.
Berawal dari deskripsi diatas ditambah dengan tugas mata kuliah fiqih ibadah, kami mencoba menguraikan hal-hal diatas, walaupun tidak dapat dikatakan menyeluruh. Minimal dengan adanya makalah ini, kita mengetahui gambaran status hukum kasus-kasus tersebut, syukur-syukur tergerak untuk melaksanakan studi yang mendalam tentang hukum peribadatan islam ini atau menarik hal positif lain yang nanti akan berguna dikehidupan kita nanti amin.

hadits tentang rasa malu


BAB I
PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Salah satu akhlak yang mulia yang merupakan bentuk ketaatan seorang muslim dan sebagai salah satu wujud rasa syukur kepada Allah Ta’ala adalah rasa malu kepada Allah. Allah Ta’ala telah memberikan segala nikmat yang pasti tak dapat terhitung dan Allah Ta’ala yang menghilangkan segala hal yang menyulitkan dirinya. Hendaknya seorang muslim memiliki rasa malu kepada Allah, karena ibadah yang dia lakukan sangat tak sebanding dengan nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya.

2.        Rumusan Masalah
Mengacau pada latar belakang diatas, kami akan mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu :
Ø  Bagaimana penjelasan hadits tentang rasa malu sebagian dari iman ?
Ø  Bagaimana prinsip rasa malu dalam diri manusia menurut pertumbuhannya ?

3.        Tujuan
Ø  Agar kita mengetahui dan memahami hadits tentang rasa malu sebagian dari iman.
Ø  Agar kita mengetahui dan memahami prinsip rasa malu dalam diri manusia menurut pertumbuhannya.